Sabtu, 03 Juli 2010

”Batik Pekalongan”, Wow . . !!!


..Kota batik di pekalongan

Bukan jogja bukan solo . . . . .

Sepenggal lirik lagu di atas adalah lirik dari lagu slank yang berjudul SBY atau social betawi yoi. Lirik lagu di atas menjelaskan dan menguatkan bahwa memang kota batik terletak di kota pekalongan, bukan di kota jogja atau pun kota solo. Meskipun kedua kota tersebut dapat dikatakan sebagai gudang dan pusatnya batik khususnya pulau jawa. Tidak tahu apa yang menjadi dasar, slank menulis lirik seperti itu. Namun tetap saja, dari pendapat slank yang di tuangkan melalui lirik tersebut mengatakan bahwa kota batik ya di pekalongan bukan jogja atau solo.

Batik memang sudah menjadi icon ataupun identitas kebudayaan yang sangat begitu kental bagi bangsa kita. bagaimana tidak, batik yang sudah dikenal sejak nenek moyang kita terdahulu. Ternyata masih bisa bertahan ditengah derasnya pengaruh trend budaya kebarat-baratan yang terus mempengaruhi budaya kita. Dengan adanya batik, kita bangga bahwa bangsa kita mempunyai budaya yang dapat dibanggakan. Berbicara tentang batik pekalongan, saya punya cerita yang mungkin ini menjadi pengalaman yang lucu dan membuat saya kagum juga dengan batik pekalongan. Ada dua buah cerita dalam tempat yang berbeda namun dengan satu tema yang sama yaitu tentang “batik pekalongan”.

Ada dua cerita dalam tempat yang berbeda, akan tetapi masih ada hubungannya dengan batik pekalongan. Cerita pertama, bermula ketika teman kos saya akan pergi ke jogja karena ada urusan yang harus diselesaikan di kota gudeg tersebut. Dan kebetulan pada waktu itu, saya belum punya batik dari jogja (batik jogja), maka ketika teman saya itu akan pergi ke jogja. saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk nitip dibelikan batik jogja. singkat cerita, teman kos saya itu sudah pulang dari jogja. Dia juga tidak lupa dengan titipan saya yaitu batik jogja yang kemarin saya pesan. Dengan hati yang senang karena titipan saya (batik jogja) telah dibawakannya, saya langsung melihat batik tersebut. Sebelumnya teman saya bilang bahwa dia membeli batik ini, di kawasan malioboro. Ketika saya lihat merk dan buatan (made in) mana tenyata batik tersebut bertuliskan “batik pekalongan”, bukan bertuliskan “batik jogja” seperti yang saya harapkan. sontak saya heran dan tertawa dalam hati, mengapa “batik pekalongan” yang dibeli oleh teman saya bukan batik jogja. bila mau beli batik pekalongan, tidak usah jauh-jauh ke jogja ataupun nitip teman saya yang akan ke jogja. karena saya orang pemalang (jateng), kota saya pemalang bersebelahan dan jaraknya juga tidak terlalu jauh dengan kota pekalongan sehingga untuk beli batik pekalongan tidak terlalu sulit bagi warga pemalang untuk membeli batik pekalongan. Dan bukannya jauh-jauh ke jogja ternyata batik pekalongan yang di dapat.

Cerita tentang batik pekalongan yang dibeli teman saya di kota jogja adalah cerita yang pertama. Cerita yang kedua tentang batik pekalongan bukan lagi di kota jogja, namun kali ini berpindah cerita ke lain tempat yakni di pulau dewata atau pulau bali. Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti study tour ke bali yang di adakan oleh kampus saya. Ketika itu kami (rombongan study tour) menginap pada sebuah hotel di kawasan sanur. Kami menginap dua malam di hotel tersebut, pada saat itu hotel tersebut tidak hanya kedatangan tamu dari rombongan saya saja, akan tetapi ada beberapa SMP atau SMP (saya kurang begitu tahu) yang juga menginap di hotel tersebut. Sehingga hotel tersebut ramai dengan orang dan area parkir hotel yang tidak terlalu luas juga telah dipenuhi oleh bus-bus pariwisata yang kami tumpangi. Tidak tahu mendapat kabar angin dari mana, pada malam pertama kami menginap di hotel tersebut. Ternyata diluar pelataran hotel yang kami diami. Sudah ada beberapa pedagang yang menjual aneka souvenir dan bermacam-macam baju dan tentunya dengan harga murah dengan catatan asal kita bisa menawar. Saya pun tertarik untuk sekedar melihat-lihat hasil dagangan yang di tawarkan oleh pedagang-pedagang itu, bila dilihat dari logat berbicarnya mereka merupakan penduduk asli dari pulau ini ( pulau bali). Dan ketika saya melihat batik yang juga ditawarkan oleh pedagang bali itu, mulanya terlintas di benak saya, bahwa mungkin batik itu adalah batik asli bali (walaupun saya tidak terlalu tahu, apakah bali juga punya batik sendiri). Dan ketika saya melihat lebih dekat dan kemudian memegang batik itu. Tercetak dengan jelas bahwa batik yang saya pegang tersebut bertuliskan “batik pekalongan”!!. Dua kali ini saya dikagetkan dengan “batik pekalongan”. Di pulau dewata ini ternyata batik pekalongan juga dapat kita jumpai. Heran dan hanya bisa tertawa kecil dalam batin saja.

Kedua kisah tentang batik pekalongan di atas menjadi pengalaman yang membuat saya terkadang tertawa sendiri. Sungguh sangat populer dan melalangbuananya batik pekalongan ini. Dari mulai tenar di rumah sendiri (pekalongan) ternyata tenar juga di kota gudeg (mungkin juga kota-kota lain) dan bahkan sampai juga menjamah hingga sampai pulau dewata bali. Sangat apresiasi dan mengangkat kedua jempol tangan saya untuk batik pekalongan yang memang sudah melanglangbuana ke berbagai tempat!!!!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar